Selasa, 25 Desember 2012

Surat dari Surga


Makassar, 30 mei 2012
—————
Deringan jam weaker membuyarkan mimpi Karin di pagi buta. Dengan tergesah-gesah turun dari ranjangnya menuju kamar mandi. Pagi itu ada final semantic mata kuliah pak hasan yang tidak akan pernah menghalalkan keterlambatan. Final ini yang akan menentukan kelulusannya di semester ini.
Setelah berpakaian iapun buru-buru membereskan buku-buku yang akan dibawanya. Pukul 08.05 wita Karin telah tiba di kampus berlari tergesah-gesah memasuki ruang kelas yang berada dilantai tiga fakultasnya. Dengan penuh percaya diri, pintu dibukanya dan terlihatlah wajah dari sosok dosen mata kuliah semantic yang telah berada di kelas dan memasang wajah yang kurang mengenakkan. Setelah dipersilahkan duduk, Karin dengan sigap mengerjakan soal demi soal meski dia tidak belajar sama sekali karena semalam pulang sudah sangat larut.
Di sekolah, Karin dikenal sebagai siswa yang baik cerdas dan memiliki banyak teman namun tidak dapat dipungkiri sangat jarang dosen yang senang dengannya karna kelakuannya. Hari ini mungkin bias dikatakan hari keberuntungan bagi Karin, meskipun ia terlambat namun pak hasan nampaknya begitu jinak menghadapi Karin. Hal ini membuat Karin terheran-heran sambil melirik kepada teman-temannya.
“ Hari ini aku yang traktir….” Ungkap Karin kepada teman-temannya yang sontak kegirangan.
“ kamu lagi syukuran ya gak dapat semburan dari pak hasan ??? g biasanya kamu baek kayak gini “ ledek salah satu temannya.
Karin hanya tersenyum dan beranjak untuk memesan makan untuk teman-temannya. Ilen, Eka, Rena dan Vera adalah sahabat Karin sejak mereka duduk dibangku SMP kelas 2 dan berteman hingga saat ini. Keluarga Karin pun telah mengenal mereka. karin adalah anak satu-satu salam keluarganya. Oleh sebab itu, selain manja dia juga terbiasa melakukan apapun yang diinginkannya. Karin sebenarnya anak yang baik namun untuk urusan jahil tak dapat lagi ditolerir dari sifatnya itu.
Sepulang dari sekolah, Karin mengajak teman-temannya ke taman dekat sekolah biasa mereka kumpul. Mereka menghabiskan waktu hingga tak terasa hari mulai gelap. Mereka pun kembali ke rumah masing-masing.
Keesokan harinya, seperti biasa Karin dan teman-temannya berada dikelas sekedar untuk saling berbagi cerita sambil menunggu datangnnya dosen. Hari itu Karin tampak jauh brbeda dari biasanya. Dia hanya banyak diam, bahkan saat teman-temannya mengajaknya untuk kekantin sekolah untuk sarapan pun dia tak ingin dan melarang teman-temannya untuk pergi. Dia hanya ingin berada di dalam ruang kelas itu bersama teman-temannya. Hal itu membuat teman-temannya kebingungan. Karin meminta isin kepada untuk ke toilet. Beberapa saat kemudian setelah Karin beranjak ke toilet, Rena yaitu salah satu teman baik Karin mendapat telfon dari orangtua Karin.
“haloo …”
“Rena ini tante..” terdengar suara dari seberang telepon.
“ iya tante, ada apa ?? Karin lagi gak sama kita, dia ke toilet..”
————
suasana sesaat hening…
“ Tante kenapa ??? kok nangis “
“ Karin uda pergi Ren..”
“Maksud tante apa ?? karin lagi di toilet, tar ya aku panggilin dulu…”
————-
“Ren denger tante…
“Tante sekarang ada di rumah sakit,,,karin kecelakaan waktu jalan menuju sekolah..”
“Tante gak main-main kan ???”
“Iya ren, dokter gak bias nolong Karin..”
Terdengar suara tangis dan sesaat suasana hening, telpon terputus.
———
Rena dan teman-temannya masih belum percaya dengan kejadian tersebut. Mereka cepat-cepat menyusul Karin ke toilet untuk memastikan hal itu, namun mereka tidak menemukan sosok Karin. Melihat keadaan tersebut, mereka bergegas menuju rumah Karin.
Suara tangis dan lantunan ayat suci alkuran tiba-tiba menghentikan langkah kaki mereka dan didapatinya jasat yang kini tebujur kaku terbungkus kain putih dan dikelilingi orang-orang yang dating melayat. Mereka hanya bias menangis dan tak mampu mempercayai jika sosok sahabat yang mereka sanyangi kini telah tiada dan tak lagi bersama mereka. tangis pun tumpah diuangan tersebut.
——–
Ilen, Eka, Rena dan Vera masih berada dirumah Karin setelah kembali dari tempat pemakaman siang itu. Mereka masuk kedalam kamar Karin dan menemukan beberapa lembar foto saat mereka berada di taman sehari sebelum Karin meninggalkan mereka untuk selamanya, juga ditemukannya secarik kertas dan catatan yang ditulis Karin tadi malam. Mereka tanpa sadar kembali meneteskan air mata karna masih belum percaya dengan hal ini.
Makassar 29 mei 2012
Buat sahabat-sahabat yang aku sayangi dan selalu ada buat saya. Saat kalian membaca catatn ini mungki saya telah tak berada di dunia ini. Maaf karna saya tak bias bersama kalian lagi, bukan karna saya tak menginginkannya tapi inilah takdir yang telah digoreskan tuhan untuk kita. saya harap kalian tak lagi sedih memikirkan saya karna hal itu akan menyakitkan untuk saya. Tuhan terima kasih telah menyayangi.kuu. terima kasih untuk orang tua dan sahabat-sahabat seperti mereka yang telah kau kirimkan untuk menemani.kuu. aku menyayangi mereka.
Tuhan…
Jika esok aku tak lagi bias bertemu dengan mereka, tolong sampaikan kalau aku begitu bangga memiliki mereka. jagakan mereka untukku..jangan biarkan meteka meneteskan air mata yang berlarut-larut untuk kepergianku karna jika hal itu terjadi aku akan merasa sangat bersalah. Aku titip senyum mereka,jangan sampai senyum itu tak lagi mampu aku nikmati di duniaku berikutnya. Sampaikan pada mereka jika aku bahagia.
Karin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar