Materi fonologi bahasa indonesia
Fonologi
Fonologi
mencoba mengkaji dan menganalisis bunyi ujaran pada suatu bahasa dengan
cara mempelajari bagaimana bunyi ujaran tadi dihasilkan oleh alat ucap
manusia, bagaimana bunyi ujaran tadi sebagai getaran udara, bagaimana
bunyi ujaran tadi diterima oleh telinga manusia, dan bagaimana bunyi
ujaran itu dalam fungsinya sebagai pembeda makna.
Cabang-Cabang Fonologi
Fonetikmerupakan cabang fonologi yang menyelidiki bunyi bahasa menurut cara pelafalan, sifat-sifat akuistiknya, dan cara penerimaannya oleh telinga manusia.
Ketika kita medeskripsikan bahwa bunyi [p] dalam bahasa Indonesia adalah bunyi yang dilafalkan dengan menutup kedua bibir lalu melepaskannya sehingga udara keluar dengan letupan. Deskripsi seperti itu adalah deskripsi fonetis.
- Fonetik digolongkan ke dalam 3 macam, yakni:
Fonetik artikulatorisadalah cabang ilmu fonetik yang mempelajari dan menyelidiki bagaimana pengartikulasian bunyi-bunyi di dalam bahasa.
Fonetik akuistis adalah cabang ilmu fonetik yang menyelidiki bunyi bahasa sebagai getaran udara.
Fonetis auditoris adalah cabang ilmu fonetik yang melakukan penyelidikan tentang cara-cara penerimaan bunyi bahasa oleh telinga manusia. - Alat Bicara
Keterangan :
1. bibir atas (labium)
2. bibir bawah (labium)
3. gigi atas (dentes)
4. gigi bawah (dentes)
5. gusi (alveolum)
6. langit-langit keras (palatum)
7. langit-langit lunak (velum)
8. anak tekak(uvula)
9. ujung lidah (apika)
10. depan lidah
11. daun lidah (lamina)
12. tengah lidah (medium)
13. belakang lidah(dorso)
14. akar lidah (radika)
15. faring
16. rongga mulut
17. rongga hidung
18. epiglotis
19. pita suara
20. pangkal tenggorokan (laring)
21. trakea - Jenis-Jenis Bunyi
Konsonan
Konsonan adalah bunyi bahasa yang ketika dihasilkan mengalami hambatan-hambatan pada daerah artikulasi tertentu.
Bunyi konsonan dapat digolongkan berdasarkan tiga kriteria: posisi pita suara, tempat artikulasi, dan cara artikulasi.
# Berdasarkan posisi pita suara, bunyi bahasa dibedakan ke dalam dua macam, yakni bunyi bersuara dan bunyi tak bersuara.
1. Bunyi bersuara terjadi apabila pita suara hanya terbuka sedikit, sehingga terjadilah getaran pada pita suara itu.
Yang termasuk bunyi bersuara antara lain, bunyi /b/, /d/, /g/, /m/, /n/, /ñ/, /j/, /z/, /r/, /w/ dan /y/.
2. Bunyi tak bersuara terjadi apabila pita suara terbuka agak lebar, sehingga tidak ada getaran pada pita suara. Yang termasuk bunyi tak bersuara, antara lain /k/, /p/, /t/, /f/, /s/, dan /h/. - # Berdasarkan tempat artikulasinya, kita mengenal empat macam konsonan, yakni:
1. konsonan bilabial adalah konsonan yang terjadi dengan cara merapatkan kedua belah bibir, misalnya bunyi /b/, /p/, dan /m/.
2. konsonan labiodental adalah bunyi yang terjadi dengan cara merapatkan gigi bawah dan bibir atas, misalnya /f/.
3. konsonan laminoalveolar adalah bunyi yang terjadi dengan cara menempelkan ujung lidah ke gusi, misalnya /t/ dan /d/.
4. konsonan dorsovelar adalah bunyi yang terjadi dengan cara menempelkan pangkal lidah ke langit-langit lunak, misalnya /k/ dan /g/. - # Menurut cara pengucapanya/cara artikulasinya, konsonan dapat dibedakan sebagai berikut:
1. bunyi letupan [plosive] yakni bunyi yang dihasilkan dengan menghambat udara sama sekali ditempat artikulasi lalu dilepaskan, seperti [b], [p], [t], [d], [k], [g], [?], dan lain-lain;
2. bunyi nasal adalah bunyi yang dihasilkan dengan menutup alur udara keluar melalui rongga mulut ];htetapi dikeluarkan melalui rongga hidung seperti fonem [n, m, ñ,
3. bunyi lateral yakni bunyi yang dihasilkan dengan menghambat udara sehingga keluar melalui kedua sisi lidah seperi [l];
4. bunyi frikatif yakni bunyi yang dihasilkan dengan menghambat udara pada titik artikulasi lalu dilepaskan secara frikatif misanya [f], [s];
5. bunyi afrikatif yaitu bunyi yang dihasilkan dengan melepas udara yang keluar dari paru-paru secara frikatif, misalnya [c] dan [z];
6. bunyi getar yakni bunyi yang dihasilkan dengan mengartikulasikan lidah pada lengkung kaki gigi kemudian dilepaskan secepatnya dan diartikulasikan lagi seprti [r] pada jarang. - Semivokal
Kualitas semi-vokal bukan hanya ditentukan oleh titik artikulasi, tetapi ditentukan pula oleh bangun mulut atau sikap mulut, misalnya vokal [u] yang merupakan vokal bundar. jika bangun mulut disempitkan lagi maka akan menghasilkan bunyi yang tidak mencapai titik artikulasi sehingga menghasilkan bunyi [ŵ]. Bunyi [ŵ] yang dimaksud adalah bunyi [ŵ] yang bilabial dengan mendekatkan bibir dengan gigi atas tapi tidak sedemikian dekat. Oleh karena itu, bunyi [ŵ] digolongkan sebagai bunyi semi-vokal.
Vokal
Menurut posisi lidah yang membentuk rongga resonansi, vokal-vokal digolongkan:
a. Vokal tinggidepandengan menggerakkan bagian depan lidah ke langit-langit sehingga terbentuklah rongga resonansi, seperti pengucapan bunyi [i].
b. Vokal tinggi belakang diucapkan dengan kedua bibir agak maju dan sedikit membundar, misalnya /u/. - c.
Vokal sedangdihasilkan dengan menggerakkan bagian depan dan
belakang lidah ke arah langit-langit sehingga terbentuk ruang
resonansi antara tengah lidah dan langit-langit, misalnya vokal
[e].
d. Vokal belakang dihasilkan dengan menggerakkan bagian belakang lidah ke arah langit-langit sehingga terbentuk ruang resonansi antara bagian belakang lidah dan langit-langit, misalnya vokal [o].
e.vokal sedang tengah adalah vokal yang diucapkan dengan agak menaikkan bagian / .¶tengah lidah ke arah langit-langit, misalnya Vokal /
f.vokal rendah adalah vokal yang diucapkan dengan posisi lidah mendatar, misalnya vokal /a/. - Depan Tengah Belakang
Tinggi i u
Sedang e ∂ o
Rendah a
Tabel Vokal Bahasa Indonesia - Unsur Suprasegmental
Fonem yang berwujud bunyi seperti yang digambarkan pada bagian di atas dinamakan fonem segmental. Fonem pada sisi lain dapat pula tidak bewujud bunyi, tetapi merupakan aspek tambahan terhadap bunyi. Jika seseorang berbicara, akan terdengar bahwa suku kata tertentu pada suatu kata mendapat tekanan yang lebih nyaring dibandingkan dengan suku kata yang lain; bunyi tertentu terdengar lebih panjang dibandingkan dengan bunyi yang lain; dan vokal pada suku kata tertentu terdengar lebih tinggi dibandingkan dengan vokal pada suku kata yang lain.
Tekanan atau Stres
Tekanan yang dimaksud dalam hal ini menyangkut keras lembutnya bunyi yang diucapkan oleh manusia.
Nada
Nada berkenaan dengan tinggi rendahnya suatu bunyi. - Unsursuprasegmentalinikemudianmelahirkansistemejaansuatubahasatertentu. Perhatikansistemejaanbahasa Indonesia berikutini!
- Suku Kata
Suku kata adalah bagian kata yang diucapkan dalam satu hembusan napas dan umumnya terdiri atas beberapa fonem. Kata seperti datang diucapkan dengan dua hembusan napas, satu untuk da- dan satu lagi untuk tang.
Suku kata yang berakhir dengan vokal (K)V, disebut suku terbuka dan suku yang berakhir konsonan (K)VK disebut suku tertutup. - TulisanFonetis
Di bawah ini akan dipaparkan tulisan fonetis menurut International Phonetic Association.
å /e/ seperti pada kata bebas
¶ /e/ seperti pada beban.
e /e/ seperti pada tetapi.
a /a/ seperti pada hak.
I /i/ seperti pada gigit.
i /i/ seperti pada kata gigih.
É sÉr É/o/ seperti pada kata b
o /o/ seperti pada toko.
U /u/ seperti pada sarung.
u /u/ seperti pada baru.
ñ /ny/ seperti pada kata nyonya.
h /ng/ seperti pada hangat. - Fonemik
Objek kajian fonemik adalah fonem dalam fungsinya sebagai pembeda makna kata. Jika di dalam fonetik kita meneliti bunyi /l/ dan /r/ yang berbeda seperti terdapat pada kata laba dan raba maka dalam fonemik kita meneliti apakah perbedaan bunyi-bunyi itu berfungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
Fonem, Fon, dan Alofon
Fonem adalah satuan terkecil bunyi bahasa yang bersifat membedakan arti (distingtif). Dalam dunia Linguistik, satuan bahasa yang disebut fonem ditulis di antara dua garis miring /…../.
Alofon merupakan variasi sebuah fonem atau anggota sebuah fonem. Misalnya: fonem /i/ dalam bahasa Indonesia memiliki variasi fonem [i] dan [I].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar