Minggu, 12 Februari 2012

MAHASISWA


          Mahasiswa merupakan harapan bangsa yang dengan pola pikir yang idealis seringkali meneriakkan adanya perubahan. Menuntut kebijakan pemerintah bagi masyarakat. Yang sering kali pemerintah mengabaikan janji-janji yang telah mereka berikan. Mahasiswa memiliki peranan penting bagi arah masa depan bangsa ini, mereka sengaja dicetak di bangku perkuliahan dengan segala ilmu yang nantinya dapat mereka terapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebelum ataupun sesudah mereka di wisuda. Hal ini merupakan sebuah tanggung jawab yang besar bagi para mahasiswa, mereka harus berpikir keras tentang arah perubahan yang madani bagi masyarakat.
          Tetapi yang sangat disayangkan adalah kenyataan mahasiswa masa kini, semakin maju dan berkembangnya zaman ini malah membuat pikiran idealis mereka menjadi tumpul. Yang terjadi saat ini adalah mahasiswa menjadi semakin apatis, mereka tidak lagi peduli tentang isu-isu sosial yang sedang berkembang di lingkungan kampus, tempat tinggal bahkan isu-isu yang berkembang dalam pemerintahan. Memang masih ada juga mahasiswa yang peduli tetapi itu tidak sebanyak dengan kelompok apatis. Tidak salah jika tujuan mereka untuk kuliah agar nantinya dapat memperoleh masa depan yang menjanjikan tetapi yang menjadi permasalahan disini adalah sikap ketidakpedulian mereka terhadap nasib bangsa ini nantinya. Ada juga mahasiswa yang hanya sekedar kuliah agar mendapatkan gelar sarjana dengan cara instan atau alasan yang menggelikan adalah mencari jodoh. Banyak fakta yang terjadi ketika mahasiswa itu harus mengerjakan tugas akhir atau skripsi sebagai bagian pencapaian gelar sarjana, hal yang kemudian dilakukan oleh “mahasiswa ndableg” ini adalah mencari “jasa pembuatan skripsi” sungguh memilukan melihat kenyataan ini. Atau cara lain yang juga sangat menggelitik dan amat marak akhir-akhir ini dengan mem-plagiat karya orang lain untuk dijadikan bahan akhir tugas mereka.
          Ketumpulan pada idealisme juga terjadi pada mahasiswa yang seringkali mengaku bahwa dirinya dan organisasi yang menaunginya adalah benar-benar aktivis sejati. Mereka rajin melakukan aksi “turun ke jalan” untuk berorasi dalam demo dan meneriakkan seabrek tuntutan yang harus segera dipenuhi oleh pemerintah. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan sikap tersebut karena mahasiswa disebut sebagai seorang agent of change namun akan menjadi masalah jika demo atau unjuk rasa yang mereka lakukan harus di nodai dengan tindakan anarkis. Baru-baru ini ditayangan berita hampir disemua stasiun televisi dapat kita saksikan aksi mahasiswa berdemo dan terlibat perkelahian dengan aparat keamanan,sangat disayangkan manusia berpendidikan harus terlibat perkelahian yang ditonton 200juta jiwa bangasa ini. Dari semua kejadian ini Indonesia tidak akan disebut sebagai bangsa yang ramah, sopan santun dan berbudi luhur. Agaknya itu menjadi pesoalan bagi semua masyarakat bangsa Indonesia dalam menghadapi krisis identitas ini. Sekali lagi ini merupakan tugas berat mahasiswa sebagai agent of change, perubahan mendasar yang harus segera dilakukan adalah mahasiswa mampu melihat segala persoalan bangsa ini sebagai proses pembelajaran yang harus diselesaikan dengan kepala dingin dan berpatokan pada idealisme mahasiswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar